Rabu, 13 Januari 2010

Budaya Kita siapa Lagi yang harus Melestarikan?

Perhatian Generasi Muda di masa sekarang ini semakin sangat memprihatinkan, banyak Kebudayaan daerah yang terbelangkai tanpa ada yang memperhatikan. jangankan memperhatikan untuk mengembangkan, memperhatikan untuk perduli saja tidak, tak bisa kita bayangkan 10 tahun lagi kebudayaan kita seperti apa?

mungkin tidak bisa kita pungkiri, jika ada perhatian salah satu kebudayaan daerah itu mungkin karena ada sesuatu yang akan di dapat dari perhatian tersebut. sudah menjadi rahasia umum sasaran utama adalah uang,,,, seperti tran orang sebut sekarang "ada uang abang di sayang tidak ada uang abang di tendang". begitu juga dengan kebudayaan daerah kita sekarang jika sudah ada sinyal menghasilkan uang berbondong-bondong para pemilik modal mengaku sebagai peduli akan kebudayaan daerah... tapi, setelah lama berselang jika kebudayaan tersebut sudah tidak menghasilkan uang (pulus) dalam hatinya mungkin berkata "Emang gue pikirin apa". prihatin bukan??

itu sekilas gambaran umur tentang kebudayaan daerah yang semakin tidak di perhatikan jika tidak dapat menghasilkan banyak uang untuk para pemilik modal. berikut adalah sekilas tentang Kebudayaan tradisional yang sedikit mendapat perhatian dari kalangan pemilik modal. untuk informasi lebih jelas tentang kebudayaan tersebut dapat di akses pada situs : http://www.kaincepuk.0fees.net

Nusa Penida merupakan salah satu pulau yang terletak di wilayah provinsi Bali yang kehidupan masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan tradisional. Berbagai pekerjaan yang ditekuni masyarakatnya tumbuh sejalan dengan karakter dari kebudayaannya sendiri. Salah satunya adalah kebudayaan tradisional Tenun kain Cepuk. Kegiatan ini secara turun-temurun dilakukan oleh penduduk Desa Tanglad yang terletak di wilayah tengah Nusa Penida. Hal ini selain sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga untuk melestarikan kebudayaan tradisional karena kain Cepuk digunakan sebagai pelengkap sarana upacara keagamaan, pakaian khas adat, dan pameran.

Kain Cepuk merupakan salah satu jenis hasil olahan tekstil masyarakat khas Nusa Penida yang berbeda dengan jenis kain di Bali seperti endek, songkét, perada, poléng, dan batik. Perbedaan ini nampak pada ornamen motif-motifnya yang khas. Motif dengan warna yang khas menggunakan bahan pewarna alami yang berasal dari tanaman seperti kayu Secang. Kain Cepuk merupakan kain khas Nusa Penida yang baru hanya dipasarkan di daerah Nusa Penida. Produksi kain Cepuk semakin menurun karena mengalami kendala dalam hal pemasaran, sehingga modal yang digunakan dalam pembuatan kain mengalami kekuranglancaran dana. Hal ini karena keadaan geografis Nusa Penida yang berupa kepulauan sehingga produk yang dipasarkan tidak dapat dijangkau oleh pembeli.

Masih kurangnya penerapan teknologi untuk mendukung pengembangan pemasaran, kurangnya pengetahuan tentang cara memasarkan hasil produksi agar dikenal oleh masyarakat luas, kurangnya publikasi sehingga masyarakat belum seluruhnya dapat mengenal kekhasan kain Cepuk tersebut merupakan kendala yang dihadapi oleh pengrajin Tenun Kain Cepuk. diharapkan dengan dikembangkannya sistem ini publikasi dan pemasaran hasil kerajinan Tenun Kain Cepuk Nusa Penida mengalami perkembangan yang lebih baik. baca selengkapnya : Ayo Kita Lestarikan Budaya Kita!!!!

My FaceBook : My Facebook Djarot_nusapenida@yahoo.com ^_^

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mantap coy...